Deretan Sosok Top yang Curiga Virus Corona Buatan Lab


Berita Viral -  Asal muasal virus Corona masih jadi perdebatan, belum ada bukti jelas. Walaupun kebanyakan ilmuwan meyakini virus itu berasal dari proses alami, tak sedikit yang menilai COVID-19 buatan laboratorium atau bocor dari sana, tepatnya dari Wuhan Instutute of Virology. Ini di antaranya:

1. Profesor Clive Hamilton

Profesor Clive Hamilton akademisi Australian National University serta Charles Sturt University menilai asal COVID-19 dari pasar Wuhan meragukan, lebih cenderung dari lab Wuhan. Sebab, kasus terawal menimpa orang yang sama sekali tak berhubungan dengan pasar hewan Wuhan.

"Hal ini ditunjukkan oleh studi kualitas tinggi. Jadi, gagasan bahwa virus ini berawal di Desember, akhir Desember, di pasar ini, tidak terukur. Satu-satunya penjelasan lain yang masuk akal adalah bahwa virus ini bocor dari Wuhan Institute of Virology," katanya.

Ia menyebut hipotesis itu justru berawal dari ilmuwan China sendiri dan sempat beredar di internet sebelum lenyap. Kemudian netizen China sempat mencaritahu tentang seorang wanita yang diduga pasien pertama COVID-19 dan dia bekerja di laboratorium tersebut sebelum hilang.

Pasar Wuhan tersebut letaknya tidak jauh dari Wuhan Institute of Virology, di mana di sana ada riset coronavirus di kelelawar, termasuk kemungkinan dilakukan modifikasi. "Ada potensi virus ini lolos dengan suatu cara," begitu opininya. Judi Online

Ia mengklaim dua ilmuwan China sempat menulis bahwa coronavirus berasal dari laboratorium tersebut. "Ada hipotesis sangat masuk akal bahwa seseorang terinfeksi di laboratorium, keluar dan mulai menularkan ke orang lain," katanya.

Teori tersebut ditulis pada 6 Februari oleh ilmuwan Botao Xiaoi dan Lei Xiao, keduanya dari Wuhan University dan diberi judul 'The possible origins of the 2019-nCoV coronavirus'. Mereka menyebut habitat kelelawar yang membawa virus itu letaknya 900 km dari pasar seafood, kelelawar itu tidak dimakan oleh warga Wuhan dan tidak ada yang diperjualbelikan di sana.


"Mereka menyimpulkan bahwa coronavirus kemungkinan berasal dari laboratorium di Wuhan. Artikel itu dengan cepat dihapus. Bitao Xiao kemudian berkata pada Wall Street Journal bahwa dia menarik artikel itu karena kurangnya bukti langsung," papar Hamilton.

2. Profesor Nikolai Petrovsky

Profesor Nikolai Petrovsky meminta ada investigasi khusus untuk menyelidiki asal muasal sesungguhnya COVID-19 lantaran timnya menemukan bahwa virus tersebut secara unik bisa beradaptasi untuk menginfeksi manusia.

Profesor Nikolai yang memimpin tim tersebut menyatakan COVID-19 bukan infeksi penyakit dari hewan ke manusia (zoonotic) biasa karena tampaknya punya kemampuan luar biasa untuk memasuki tubuh manusia dari hari pertama.

Akademisi dari Flinders University itu menyebut memang virus Corona ini ada kemungkinan menular dari hewan dalam sebuah peristiwa alam yang ganjil, tapi kemungkinan atau teori bahwa ia bocor dari laboratorium tidak bisa juga dikesampingkan.

"Saya tidak pernah melihat virus zoonotic yang bertingkah seperti ini sebelumnya," kata dia, dikutip detikINET dari Daily Mail.

Pria yang ikut membuat vaksin COVID-19 di Australia ini menyebut virus baru yang melompat dari hewan biasanya menguat untuk beradaptasi di manusia. Tapi untuk alasan yang belum terjelaskan, COVID-19 beradaptasi sempurna saat menginfeksi manusia tanpa perlu berkembang lagi.

Ia menyinggung 'kebetulan' bahwa virus yang paling dekat hubungannya dengan COVID-19 dipelajari di laboratorium di Wuhan, kota asal mula wabah Corona. Maka kemungkinan kebocoran, sekecil apapun, menurutnya tak boleh diabaikan.

"Implikasinya mungkin tidak bagus buat ilmuwan atau politik global, tapi hanya karena jawabannya mungkin menimbulkan masalah, kita tidak bisa melarikan diri darinya," kata dia.

"Saat ini memang tidak ada bukti sebuah kebocoran tapi ada cukup data yang mencemaskan kami. Hal itu tetap merupakan sebuah kemungkinan sampai (terbukti) tidak," imbuhnya.

3. Sir Richard Dearlove,

Pandemi virus Corona berawal dari kecelakaan ketika virus yang dibuat di laboratorium China bocor. Demikian diyakini oleh Sir Richard Dearlove, mantan bos biro intelijen Inggris, MI6.

Richard yang berkarir selama 38 tahun di intelijen Negara Kerajaan itu mengklaim telah melihat laporan ilmiah bahwa virus tersebut dibuat oleh ilmuwan di China.

Sir Richard menyebutkan bahwa riset ilmiah baru oleh peneliti Inggris dan Norwegia mengindikasikan elemen kunci dalam sekuens genetik di virus tersebut dimasukkan dengan sengaja dan tidak berkembang secara alami.

Studi dimaksud dilakukan oleh Profesor Angus Dalgleish dari University of London dan pakar virus Norwegia, Birger Sorensen. Disebut bahwa mereka menemukan bagian di SARS CoV-2 yang 'dimasuki', sehingga menjelaskan bagaimana virus itu terikat pada sel manusia.

Richard pun menuding bahwa ilmuwan China mungkin melakukan eksperimen virus Corona di kelelawar dan kemudian bocor melalui sebuah celah keamanan di laboratorium. "Ini memang sesuatu yang berisiko jika Anda membuat kesalahan," kata Richard.

"Hal ini membangkitkan isu, jika China mengakui bertanggungjawab, apakah mereka akan bayar ganti rugi? Saya pikir hal ini akan membuat setiap negara berpikir kembali bagaimana mereka berelasi dengan China," cetus Richard yang dikutip detikINET dari Metro.

Akan tetapi setelah ditelusuri, artikel ilmiah dimaksud telah direvisi beberapa kali dan ada penelitinya yang mundur sehingga kredibilitas riset dipertanyakan. Beberapa ilmuwan lain juga meragukannya.

Namun memang diklaim dalam penelitian tersebut bahwa virus COVID-19 punya ciri khas unik yang tidak bisa berkembang secara alami. Penelitian itu sejauh ini belum diterima untuk dipublikasikan di jurnal ilmiah manapun. Judi Bola Online